Evaluasi Limbah Pati (Arenga pinnata) sebagai Atraktan Potensial pada Ovitrap untuk Pengendalian Vektor Aedes aegypti

Evaluation of Arenga pinnata Starch Waste as a Potential Attractant in Ovitraps for Aedes aegypti Vector Control

  • Novita Eka Putri Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Indonesia
  • Arifiani Agustin Amalia Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Indonesia
Keywords: Aedes Aegypti, Ovitrap, Atraktan, Vector DBD, Arenga Pinnata

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang menjadi masalah di Indonesia. Peningkatan kasus terjadi saat musim penghujan tiba. Salah satu upaya pemberatasan penyakit ini adalah dengan mengendalikan vector yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian vektor dengan kimia menggunakan insektisida mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Pemakaian ovitrap adalah salah satu upaya untuk pengendalian vector DBD. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Cairan yang diuji dalam penelitian ini antara lain, rendaman jerami, rendaman limbah pati onggok, cairan fermentasi limbah onggok dan air sumur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi limbah pati onggok (Arenga pinnata) sebagai atractan pada perangkap nyamuk (ovitrap) dan membandingkan dengan air rendaman jerami. Hasil penelitian air rendaman jerami menjadi cairan atraktan yang efektif untuk mengundang nyamuk agar bertelur. Air rendaman onggok dan fermentasi onggok tidak efektif sebagi atraktan oviposisi tetapi efektif dalam mencegah telur menetas menjadi larva nyamuk.

References

Alfiantya, Putri Fitri, Aswin Djoko Baskoro, and Lilik Zuhriyah. 2018. “Pengaruh Variasi Lama Penyimpanan Air Rendaman Jerami Padi terhadap Jumlah Telur Nyamuk Aedes aegypti di Ovitrap Model Kepanjen.” Global Medical and Health Communication. 6(1).
Fitriani, Desta, Khairil Anwar, and Hendawati Hendawati. 2023. “Efektivitas Larutan Fermentasi Gula Pasir Sebagai Atraktan Perangkap Nyamuk Aedes Aegypti.” Jurnal Sanitasi Lingkungan 3(2). doi:10.36086/jsl.v3i2.2002.
Hadi, Mochammad Choirul, and Dewa Ayu Agustini Posmaningsih. 2022. “Penggunaan Ovitrap Untuk Meningkatkan Angka Bebas Jentik di Kecamatan Denpasar Selatan.” Jurnal Skala Husada: The Journal of Health 18(1): 21–28. doi:10.33992/jsh:tjoh.v18i1.1835.
Hartono, ., Frans Judea Samosir, Victor Trimanjaya Hulu, Andry Simanullang, . Dameria, Theresia Hutasoit, and Irma Mendrofa. 2020. “The Effectiveness of Attractants on the Amount of Mosquito Aedes Sp. Trapped on Ovitrap:” In Proceedings of the International Conference on Health Informatics, Medical, Biological Engineering, and Pharmaceutical, Medan, Indonesia: SCITEPRESS - Science and Technology Publications, 181–87. doi:10.5220/0010292301810187.
Kemenkes. 2017. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes. 2025. “Waspada Penyakit Di Musim Hujan.” https://kemkes.go.id/id/waspada-penyakit-di-musim-hujan (January 1, 2025).
Mackay, Andrew J, Manuel Amador, and Roberto Barrera. 2013. “An Improved Autocidal Gravid Ovitrap for the Control and Surveillance of Aedes Aegypti.” Parasites & Vectors 6(1): 225. doi:10.1186/1756-3305-6-225.
Nur Athen, M.H., C.D. Nazri, and C. Siti Nazrina. 2020. “Bioassay Studies on the Reaction of Aedes Aegypti & Aedes Albopictus (Diptera: Culicidae) on Different Attractants.” Saudi Journal of Biological Sciences 27(10): 2691–2700. doi:10.1016/j.sjbs.2020.06.016.
Pramurditya, Ratna, Aris Santjaka, and Arif Widyanto. 2017. “Efektivitas beberapa jenis atraktan dalam menangkap telur nyamuk Aedes sp di kelurahan Teluk Kecamatan Purwokerto selatan Kabupaten Banyumas Tahun 2016.” Buletin Keslingmas 36(3): 244–54. doi:10.31983/keslingmas.v36i3.2998.
Purnavita, Sari, and Herman Yoseph Sriyana. 2017. “Produksi Poli Asam Laktat dari Limbah Ampas Pati Aren.” Momentum 13(1).
Salim, Milana, and Tri Baskoro Tunggul Satoto. 2015. “Uji Efektifitas Atraktan pada Lethal Ovitrap terhadap Jumlah dan Daya Tetas Telur Nyamuk Aedes aegypti.” Buletin Penelitian Kesehatan 43(3): 147–54. doi:10.22435/bpk.v43i3.4342.147-154.
Silva, William Ribeiro Da, Joelma Soares-da-Silva, Francisco Augusto Da Silva Ferreira, Iléa Brandão Rodrigues, Wanderli Pedro Tadei, and João Antonio Cyrino Zequi. 2018. “Oviposition of Aedes Aegypti Linnaeus, 1762 and Aedes Albopictus Skuse, 1894 (Diptera: Culicidae) under Laboratory and Field Conditions Using Ovitraps Associated to Different Control Agents, Manaus, Amazonas, Brazil.” Revista Brasileira de Entomologia 62(4): 304–10. doi:10.1016/j.rbe.2018.08.001.
Sissoko, Fatoumata, Amy Junnila, Mohamad M. Traore, Sekou F. Traore, Seydou Doumbia, Seydou Mamadou Dembele, Yosef Schlein, et al. 2019. “Frequent Sugar Feeding Behavior by Aedes Aegypti in Bamako, Mali Makes Them Ideal Candidates for Control with Attractive Toxic Sugar Baits (ATSB)” ed. Humberto Lanz-Mendoza. PLOS ONE 14(6): e0214170. doi:10.1371/journal.pone.0214170.
Sunantri, Merawati. 2024. “Limbah Industri Pati Onggok Di Tulung, Klaten Cemari Sungai. Jumlahnya Capai 15 Ton Perhari.” Suara Merdeka. https://solo.suaramerdeka.com/solo-raya/0511960520/limbah-industri-pati-onggok-di-tulung-klaten-cemari-sungai-jumlahnya-capai-15-ton-perhari (January 1, 2025).
Suningsih, N., W. Ibrahim, O. Liandris, and R. Yulianti. 2019. “Kualitas Fisik dan Nutrisi Jerami Padi Fermentasi pada Berbagai Penambahan Starter.” Jurnal Sain Peternakan Indonesia 14(2): 191–200. doi:10.31186/jspi.id.14.2.191-200.
WHO. 2024. “Global Dengue Surveillance.” https://worldhealthorg.shinyapps.io/dengue_global (January 1, 2025).
Wijayanti, Dhani Nur, and Arif Widyanto. 2015. “Efektivitas Fermentasi Air Tebu Sebagai Bahan Atraktan Nyamuk Aedes aegypti Menggunakan Perangkap Nyamuk di Laboratorium Entomologi Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Tahun 2015.” Buletin Keslingmas 34(4): 224–28. doi:10.31983/keslingmas.v34i4.3034.
Published
2025-09-15
Section
Article